Cerpen Seru: Aku Mencari Wajahmu Di Antara Bintang, Tapi Semua Bintang Berbohong
Aula Emas Istana Timur berkilauan di bawah ratusan lentera kristal. Namun, kemegahan itu terasa MENGECEWAKAN. Di setiap sudut, mata-mata tersembunyi, telinga-telinga mencuri dengar, dan bibir-bibir berbisik. Intrik adalah udara yang dihirup di sini, dan kekuasaan adalah racun yang manis.
Di tengah gemerlap itu, berdiri Selir Li Wei, wanita tercantik di seluruh kekaisaran. Wajahnya bak bulan purnama, kulitnya sehalus sutra, namun hatinya menyimpan rahasia yang lebih gelap dari malam tanpa bintang. Tatapannya bertemu dengan mata Pangeran Mahkota Zhao Yi, pewaris takhta yang gagah perkasa, di ujung aula.
Dulu, tatapan itu adalah janji cinta abadi. Kini, hanyalah permainan catur yang mematikan.
"Wei'er," bisik Zhao Yi, suaranya serak. "Aku membutuhkanmu. Ayahanda semakin lemah, para pejabat saling berebut pengaruh. Bantu aku, dan aku akan menjadikanmu Permaisuri."
Li Wei membalas tatapannya. Ada kerinduan di matanya, namun juga... KEBENCIAN. "Cinta? Kekuasaan? Kau menawarkan itu padaku? Kau lupa, Yang Mulia, siapa yang membunuh keluargaku?"
"Itu untuk kepentingan negara! Mereka adalah pengkhianat!" Zhao Yi membentak, berusaha meredam suaranya. "Aku berjanji, aku akan menebusnya. Aku akan MELINDUNGI-mu."
Janji. Hanya sebuah kata. Di istana ini, janji adalah pedang yang disarungkan dalam sutra. Li Wei tahu itu. Zhao Yi tahu itu.
Cinta mereka terjalin dengan ambisi, dendam, dan pengkhianatan. Setiap pertemuan rahasia, setiap ciuman curian, adalah langkah dalam tarian berbahaya menuju takhta. Zhao Yi membutuhkan Li Wei untuk mengendalikan faksi-faksi yang saling bertikai. Li Wei membutuhkan Zhao Yi untuk membalaskan dendam.
Namun, Li Wei memiliki rencana yang lebih dalam.
Bertahun-tahun lalu, keluarganya dituduh berkhianat dan dieksekusi atas perintah Kaisar. Zhao Yi, saat itu masih pangeran muda, tidak berdaya. Atau begitulah yang dia katakan. Li Wei tidak percaya. Dia YAKIN Zhao Yi memiliki andil dalam kematian keluarganya.
Maka, dia mulai memainkan perannya. Dia memberikan saran bijak, memanipulasi aliansi, dan menghancurkan musuh-musuh Zhao Yi. Dia menjadi ratu di balik layar, kekuatan tersembunyi yang membuat Zhao Yi semakin dekat dengan takhta.
Saat Kaisar akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Istana Timur bergemuruh dalam persiapan penobatan. Zhao Yi, dengan wajah penuh kebahagiaan dan kelelahan, menggenggam tangan Li Wei. "Kita berhasil, Wei'er. Akhirnya..."
Pada hari penobatan, Zhao Yi melangkah menuju singgasana. Senyum kemenangan terukir di wajahnya.
Namun, sebelum dia sempat duduk, Li Wei melangkah maju.
Di tangannya, terhunus belati yang berkilauan. Belati yang sama yang digunakan untuk membunuh ayahnya.
Kebisuan melanda aula. Wajah Zhao Yi pucat pasi.
"Aku mencari wajahmu di antara bintang, Yang Mulia," bisik Li Wei, suaranya dingin seperti es. "Tapi semua bintang berbohong. Aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya mencintai pembalasanku."
Dengan gerakan cepat, dia menusukkan belati itu ke jantung Zhao Yi.
Dia jatuh, menggerutu, mati di kaki singgasananya.
Li Wei berdiri di sana, di atas mayat pangeran mahkota, di tengah istana yang terkejut. Tatapannya menyapu para pejabat yang gemetar. Lalu, dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
"Aku, Li Wei, menyatakan diriku sebagai Kaisar yang baru!"
Di tengah keraguan dan ketakutan, seorang kasim tua berbisik, "Tapi... seorang wanita tidak boleh memimpin kekaisaran..."
Li Wei tersenyum tipis. "Begitukah? Kalau begitu, SEJARAH AKAN MENULIS ULANG DIRINYA SENDIRI."
You Might Also Like: Distributor Skincare Passive Income Di