Absurd tapi Seru: Air Mata Yang Membentuk Bayang Iblis
Air Mata yang Membentuk Bayang Iblis
Aroma dupa cendana menyengat hidung Lan Xi. Setiap hari, di kuil usang di puncak Gunung Tai, ia bermeditasi. Tapi, ketenangan itu semu. Mimpi buruk terus menghantuinya. Kilasan-kilasan pedang berlumuran darah, tawa jahat yang menusuk jantung, dan wajah... wajah itu, samar namun terasa begitu menusuk.
Lan Xi adalah seorang pertapa. Kehidupannya sederhana: merawat kuil, membantu penduduk desa, dan mencari kedamaian. Namun, di balik ketenangannya, bergejolak lautan amarah yang tak ia mengerti.
Suatu malam, di bawah rembulan sabit, Lan Xi menemukan sebuah kotak kayu tua di loteng kuil. Di dalamnya, sehelai kain sutra berwarna darah dan sebuah jepit rambut perak berbentuk bunga teratai yang patah. Sentuhan pada jepit rambut itu memicu ledakan ingatan.
Ia bukan Lan Xi. Dulu, ia adalah Putri Lian, pewaris takhta Kerajaan Giok. Ia cantik, cerdas, dan dicintai rakyatnya. Namun, semua itu direnggut oleh pengkhianatan. Ia ingat... Jenderal Zhao, tangan kanannya, kekasih yang ia percayai lebih dari dirinya sendiri, telah bersekongkol dengan musuh dan membantai keluarganya. Putri Lian mati mengenaskan, di bawah pedang yang dulu ia kira melindunginya.
"Zhao..." bisik Lan Xi, suaranya bergetar. Nama itu seperti racun yang membakar lidahnya.
Reinkarnasi. Ia telah diberi kesempatan kedua. Tapi, untuk apa? Dendam? Tidak. Dendam hanya akan mengotori jiwanya. Balas dendam sejati adalah mengubah takdir.
Jenderal Zhao, kini dikenal sebagai Zhao Liang, adalah orang paling berkuasa di kerajaan tetangga. Ia kejam, ambisius, dan haus darah. Ia akan segera menyerbu Kerajaan Giok, yang kini diperintah oleh raja yang lemah.
Lan Xi tahu apa yang harus ia lakukan. Bukan dengan pedang, bukan dengan sihir. Tapi dengan kata-kata. Ia akan menggunakan pengetahuan masa lalunya, intuisinya, dan keahlian berdiplomasinya untuk mengendalikan raja tetangga, mengadu domba para jenderal, dan menanamkan keraguan di hati Zhao Liang. Ia akan meruntuhkan kekaisaran yang dibangun di atas darah dan pengkhianatan, bukan dengan kekuatan, tapi dengan keheningan.
Lan Xi meninggalkan kuil. Ia tidak akan kembali. Kehidupan pertapa telah berakhir. Ia akan pergi ke kerajaan tetangga, dengan identitas baru, dan memainkan perannya dalam drama takdir.
Di gerbang kuil, ia berhenti dan menatap langit. Bulan sabit tersenyum sinis. Ia tahu, permainannya baru saja dimulai. Zhao Liang tidak akan pernah tahu bahwa wanita yang akan menghancurkannya adalah reinkarnasi dari wanita yang dulu ia khianati.
Ia tersenyum. Senyum yang tidak mengandung kebahagiaan, hanya tekad. "Kita akan bertemu lagi, Zhao Liang..."
Seribu tahun lagi, mungkin, air mata iblis akan tergenang kembali.
You Might Also Like: Solve Latest Nyt Crossword Mind Bending